Harga Menggila, Pemerintah Gelar Rapat Khusus Pangan
Jakarta - Pemerintah akan menggelar pertemuan khusus untuk membahas soal pangan di tengah kenaikan harga yang cukup melonjak akhir-akhir ini. Pertemuan tersebut untuk mencari jalan pengamanan pangan di tengah kondisi cuaca ekstrem.
ANGLE MENKO PEREKONOMIAN :
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kenaikan harga pangan yang terjadi mengganggu target ekonomi pemerintah.
"Saya akan melakukan retreat bersama menteri-menteri bidang perekonomian khusus membahas pangan pada Kamis ini," ujarnya saat ditemui di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa, (4/1/2011).
Hatta menyebutkan sejumlah agenda yang bakal dibahas dalam pertemuan khusus tersebut diantaranya perencanaan perluasan areal tanam, peningkatan produksi pangan, menjaga nilai tukar petani, fleksibilitas penyerapan beras oleh Perum Bulog.
Selain itu, Hatta menambahkan agenda penting lainnya adalah upaya preventif pemerintah dalam mengantisipasi perubahan iklim yang ekstrem dikaitkan dengan ketahanan pangan nasional.
ALASAN MENKO PEREKONOMIAN KENAIKAN HARGA PANGAN :
Untuk saat ini, pemerintah sendiri belum berencana meningkatkan dana stabilisasi pangan yang dianggarkan sebesar Rp 3 triliun.
"Kami melihat apakah perlu ditambah, tapi diharapkan tidak terlalu tinggi," jelas Hatta.
Terkait kenaikan harga sejumlah komoditas pangan selama beberapa hari terakhir, Hatta mengatakan, pemerintah akan terus menjaga pasokan stok pangan nasional.
Untuk gula, pemerintah berencana menambah lahan perkebunan tebu sebanyak 300 ribu hektare (Ha) dari usulan sebelumnya 350 ribu Ha. Lahan ini, lanjut Hatta, pemerintah menyiapkan lahan di Merauke yang sudah disiapkan sebanyak 500 ribu Ha.
Sedangkan untuk komoditas beras, pemerintah berharap cadangan beras pemerintah yang selama ini ditetapkan sebanyak 1,5 juta ton, akan ditambah menjadi 2 ton.
Pada bagian lain, Indonesia juga memiliki peluang untuk menambah volume ekspor sayur dan buah-buahan pada tahun 2011. Hal itu terjadi setelah ada penawaran dari pemerintah Singapura yang membuka peluang tambahan volume ekspor dua komoditas tersebut sebanyak 20% per tahun.
"Kita ingin meningkatkan pasokan sayur dan buah kita ke Singapura dan mereka sangat membuka dan targetnya (naik) 20% per tahun," tandasnya.
(nia/dnl)
Post a Comment