Sejarah Lenong Betawi
Lenong adalah teater tradisional Betawi. Kesenian ini diiringi musik gambang kromong dengan alat-alat musik seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling dan kecrekan serta alat musik unsur tionghoa seperti tehyan, kongahyang, dan sukong. Lakon atau skenario biasanya berisi pesan moral seperti menolong orang yang lemah dan membela kebenaran. Bahasa yang di gunakan dalam lenong zaman dulu adalah bahasa melayu atau sekarang bahasa yang di gunakan adalah bahasa Indonesia dialek Betawi.
Lenong berkembang sejak akhir abad 19 atau awal abat ke 20. Kesenian tersebut mungkin merupakan adaptasi oleh masyarakat betawi atas kesenian serupa seperti "komedi bangsawan" dan "teater stambul" yang sudah ada saat itu. Selain itu, firman muntaco seorang seniman betawi menyebutkan bahwa lenong berkembang dari proses teaterisasi gambang kromong dan sudah sebagai tontonan sejak tahun 1920-an. Tahun 1990-an , di pinggiran Jakarta bila ada acara-acara besar seperti pernikahan ,hamper semua menanggap lenong . diiringi music gambang kromong yang di pengaruhi alat music unsur Cina ,seperti tehyan, kongahyan, dan sukong. Alat music selebihnya adalah khas betawi, antara lain gambang kromong, gong, kempor dan kecrekan.
Unsur Cina di lenong sangat kuat, karena dulu orkes ini dibina dan dikembangkan oleh masyarakat keturunan Cina.terutama para Tauke untuk mencari hiburan .tapi lenong bukan Cuma hiburan atau rekreasi saja,tetapi sekaligus mencari mencerminkan ekspresi perjuangan dan protes social.lakonnya mengandung pesan moral , menolong yang lemah , membenci kerakusan dan perbuatan tercela .
Lenong adalah slaah satu teater tardisonal betawi.Ada Lenong Dines yang bercita tentang bangasawan juga dengan ksotum bangsawannya, dan Lenong Preman yang bercerita tentang masa kini dan benyak menampilkan jagoan, seperti dalam foto artikel ini.http://bbetawi.blogspot.com/2013/09/mengenang-20-tahun-lenong-rumpi-award.html
ReplyDelete